Langsung ke konten utama

Postingan

FARMAKOFOR Farmakofor merupakan posisi geometric tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat didalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali olehreseptor secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan ligan Dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Dror et al., 2009). Farmakofor menurut IUPAC adalah factor sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan terjadinya interaksi molekuler secara optimal Dengan struktur target biologis spesifik sebagai penginduksi atau penghambat respon biologis(Mannhold, et al, 2006). Pemodelan farmakofor dapat digunakan untuk melakukan skrining senyawa-senyawa Dengan fitur-fitur tertentu secara cepat. Tujuan dari skrining virtual adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi senyawa yang baru dan mempunyai aktifitas poten terhadap target yang dituju. Oleh karena itu, salah satu keberhasilan skrining virtual ditunjukan dengan ditemukannya senyawa-senyawa dengan kerangka struktur yang baru d
Postingan terbaru
PEPTIDA Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor. Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino(Hart, 2005). Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya : 1.     Peptida Ribosomal Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebaga
ATEROSKLEROSIS DAN ANTIHIPERLIPIDEMIA Aterosklerosis berasal dari bahasa yunani yaitu ‘athere-‘ yang berarti bubur, dan ‘–skleros’ yang berarti keras. Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada pembuluh darah (arteri besar dan sedang), bersifat progresif, yang ditandai dengan deposit massa kolagen, kolesterol, produk buangan sel dan kalsium, disertai proliferasi miosit yang menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan dan kerapuhan arteri (Stary, 1995). Aterosklerosis sangat dipengaruhi kadar kolesterol yang tinggi (khususnya LDL), merokok, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurang aktivitas fisik. Tingginya kadar homosistein darah, fibrinogen, dan lipoprotein-a juga dilaporkan sebagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis.  Ada  empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu; usia, jenis kelamin, ras dan riwayat keluarga (genetic).               (Hansson, 2005). Klasifikasi   lesi  at
RAPID : Randomized Pharmacophore Identification for Drug Design Farmakofor merupakan posisi geometric tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat didalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali oleh reseptor secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan ligan dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Dror et al., 2009). Pemodelan farmakofor dapat digunakan untuk melakukan skrining senyawa-senyawa dengan fitur-fitur tertentu secara cepat. Tujuan dari skrining virtual adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi senyawa yang baru dan mempunyai aktifitas poten terhadap target yang dituju. Oleh karena itu, salah satu keberhasilan skrining virtual ditunjukan dengan ditemukannya senyawa-senyawa dengan kerangka struktur yang baru dan menarik (Costa, 2012). Terdapat beberapa macam fitur farmakofor yang biasa digunakan, yaitu diantaranya adalah donor ikatan hydrogen, akseptor ikatan hydrogen, hidrofobik, dan area-area yang teri