ATEROSKLEROSIS DAN ANTIHIPERLIPIDEMIA
Aterosklerosis berasal dari bahasa yunani yaitu ‘athere-‘ yang berarti bubur, dan ‘–skleros’ yang berarti keras. Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada pembuluh darah (arteri besar dan sedang), bersifat progresif, yang ditandai dengan deposit massa kolagen, kolesterol, produk buangan sel dan kalsium, disertai proliferasi miosit yang menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan dan kerapuhan arteri (Stary, 1995).
Aterosklerosis sangat dipengaruhi kadar kolesterol yang tinggi (khususnya LDL), merokok, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurang aktivitas fisik. Tingginya kadar homosistein darah, fibrinogen, dan lipoprotein-a juga dilaporkan sebagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis. Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu; usia, jenis kelamin, ras dan riwayat keluarga (genetic).
(Hansson, 2005).
Klasifikasi lesi aterosklerosis dapat dibagi menjadi enam tipe, yaitu; 1) Lesi tipe I (lesi inisial) memperlihatkan perubahan paling dini, dan hanya terdapat pada anak-anak yang dapat dideteksi secara mikroskopis dan kimiawi. 2) Lesi tipe II (garis lemak), merupakan lesi yang pertama kali dapat terlihat dengan mata telanjang, berupa bercak dan bintik serta garis lemak lemak berwarna kuning pada intima, 3) Lesi tipe III disebut juga tipe intermedia, transisional atau preateroma dan merupakan bentuk peralihan dari lesi tipe II dan lesi tipe lanjut (tipe IV). Pada tipe ini ditandai dengan timbunan butiran dan partikel lipid ekstrasel pada tunika intima disekitar lapisan miosit yang mengalami penebalan adaptif. 4) Pada tipe lanjut (tipe IV, V dan VI) didefinisikan sebagai akumulasi lipid di intima yang berkaitan dengan disorganisasi dan penebalan intima, deformitas dinding arteri, dan sering disertai komplikasi fisura, hematoma, dan trombosis. Pada lesi tipe ini juga terjadi mekanisme trombotik yang lebih menonjol dalam mempercepat aterosklerosis.
Hiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein(kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya aterosklerosis dan hipertensi. Hiperlipidemia terjadi karena peningkatan salah satu atau lebih kolesterol total, LDL,atau trigliserida dan atau penurunan HDL. Hiperlipidemia dapat terjadi secara primer maupun sekunder, promer disebabkan oleh factor genetic, sedangkan sekunder disebabkan karena penyakit lain(diabetes mellitus, hipotiroidisme dan lain-lain) dan obat(diuretic, beta blocker, kontrasepsi oral dan lain-lain).
Untuk mengobati hiperlipidemia digunakan obat- obat antihiperlipidemia yang akan mengurangi jumlah kolesterol dan LDL dalam darah dan menungkatkan HDL. Beberapa obat yang termasuk didalamnya antara lain statin, fibrat, ezetimib, asam nikotinat dan lain-lain.
Daftar Pustaka:
Stary, H.C., A.B.Chandler, R.E. Dinsmore, W. Insull, and S. Glagov. 1995. A Definition of Advanced Types Of Atherosclerosis Lesions and Histoligical Classification of Atherosclerosis. 92:1355-74.
Hansson, S.O. 2005. Decision Theory: A Brief Introduction. Stockholm: Royal Institusi of Technology.
Pertanyaan:
1. Apa Kaitan hiperlipidemia Dengan aterosklerosis?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya aterosklerosis?
Aterosklerosis berasal dari bahasa yunani yaitu ‘athere-‘ yang berarti bubur, dan ‘–skleros’ yang berarti keras. Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada pembuluh darah (arteri besar dan sedang), bersifat progresif, yang ditandai dengan deposit massa kolagen, kolesterol, produk buangan sel dan kalsium, disertai proliferasi miosit yang menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan dan kerapuhan arteri (Stary, 1995).
Aterosklerosis sangat dipengaruhi kadar kolesterol yang tinggi (khususnya LDL), merokok, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurang aktivitas fisik. Tingginya kadar homosistein darah, fibrinogen, dan lipoprotein-a juga dilaporkan sebagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis. Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu; usia, jenis kelamin, ras dan riwayat keluarga (genetic).
(Hansson, 2005).
Klasifikasi lesi aterosklerosis dapat dibagi menjadi enam tipe, yaitu; 1) Lesi tipe I (lesi inisial) memperlihatkan perubahan paling dini, dan hanya terdapat pada anak-anak yang dapat dideteksi secara mikroskopis dan kimiawi. 2) Lesi tipe II (garis lemak), merupakan lesi yang pertama kali dapat terlihat dengan mata telanjang, berupa bercak dan bintik serta garis lemak lemak berwarna kuning pada intima, 3) Lesi tipe III disebut juga tipe intermedia, transisional atau preateroma dan merupakan bentuk peralihan dari lesi tipe II dan lesi tipe lanjut (tipe IV). Pada tipe ini ditandai dengan timbunan butiran dan partikel lipid ekstrasel pada tunika intima disekitar lapisan miosit yang mengalami penebalan adaptif. 4) Pada tipe lanjut (tipe IV, V dan VI) didefinisikan sebagai akumulasi lipid di intima yang berkaitan dengan disorganisasi dan penebalan intima, deformitas dinding arteri, dan sering disertai komplikasi fisura, hematoma, dan trombosis. Pada lesi tipe ini juga terjadi mekanisme trombotik yang lebih menonjol dalam mempercepat aterosklerosis.
Hiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein(kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya aterosklerosis dan hipertensi. Hiperlipidemia terjadi karena peningkatan salah satu atau lebih kolesterol total, LDL,atau trigliserida dan atau penurunan HDL. Hiperlipidemia dapat terjadi secara primer maupun sekunder, promer disebabkan oleh factor genetic, sedangkan sekunder disebabkan karena penyakit lain(diabetes mellitus, hipotiroidisme dan lain-lain) dan obat(diuretic, beta blocker, kontrasepsi oral dan lain-lain).
Untuk mengobati hiperlipidemia digunakan obat- obat antihiperlipidemia yang akan mengurangi jumlah kolesterol dan LDL dalam darah dan menungkatkan HDL. Beberapa obat yang termasuk didalamnya antara lain statin, fibrat, ezetimib, asam nikotinat dan lain-lain.
Daftar Pustaka:
Stary, H.C., A.B.Chandler, R.E. Dinsmore, W. Insull, and S. Glagov. 1995. A Definition of Advanced Types Of Atherosclerosis Lesions and Histoligical Classification of Atherosclerosis. 92:1355-74.
Hansson, S.O. 2005. Decision Theory: A Brief Introduction. Stockholm: Royal Institusi of Technology.
Pertanyaan:
1. Apa Kaitan hiperlipidemia Dengan aterosklerosis?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya aterosklerosis?
Hay Kurnia artikelny sangat membantu dalam mengerjakan tugas terima kasih 😊
BalasHapushaloo kurnia, artikelnya menarik sekali yaaa~ jadi bisa dijadiin referensi buat kuliah nih!
BalasHapushaloo kurnia, artikelnya menarik sekali yaaa~ jadi bisa dijadiin referensi buat kuliah nih!
BalasHapusHay kurnikurnia artkelnya bermanfaat
BalasHapusHelli kurnia artikel nya bagus ya
BalasHapusHallo Nia.
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat.
Terimakasih.
No 1
BalasHapusHiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya artherosclerosis
baik,, terimakasih atas jawabannya bella
Hapushai nia. Saya akan jawab pertanyaan nmor 2. Penyebab aterosklerosis sampai saat ini belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri (endothelium).
BalasHapusjika penyakitnya belum diketahui penyebabnya,, maka bagaimana cara untuk melakukan pencegahan agar tudak terjadi aterosklerosis itu sendiri?
HapusHiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya artherosclerosis
BalasHapusBaik,, terimakasih lexsa atas penjelasannya.. berarti kaitan antara hiperlipidemia dengan aterosklerosis itu karna adanya peningkatan kadar lemak dalam darah sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis..
HapusBaiklah saya akan menjawab.Hiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya artherosclerosis
BalasHapusterimakasih atas jawabannya
Hapushai, saya akan mencoba menjawab no 2. dimana penyebab terjadinya arterosklerosis adalah:
BalasHapusKadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah yang tinggi.
Diabetes atau resisten terhadap insulin.
Penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti artritis, infeksi, atau lupus.
Kebiasaan merokok.
Obesitas.
Terimakasih audia atas penjelasannya
Hapushay bro saya akan menjawab kaitan lipidemia dg aterosklerosis karena Hiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya artherosclerosis
BalasHapusterimakasih atas jawabannya
Hapus
BalasHapusHiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein(kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya aterosklerosis dan hipertensi.
Terimakasih kak lea
HapusHai rizka pemaparan yang sangat menarik dan sangat bermanfaat
BalasHapusHai nia. saya akn mencoba menjabab pertanyaan nomor 3:
BalasHapusAterosklerosis bermula dari akumulasi LDL, pengaktifan endotelium, serta perekrutan sel-T dan monosit. Monosit mengalami diferensiasi menjadi makrofag agar dapat melakukan fagositosis lipoprotein termodifikasi dan berkembang menjadi sel busa. Sel-T bertugas mengenal adanya antigen lokal, kemudian mengundang respons sel Helper-1 agar terlibat dalam peradangan lokal dan pertumbuhan lesi aterosklerosis. Sejalan dengan itu sinyal yang bersifat anti-peradangan muncul, sehingga terjadi pengaturan sistem kekebalan. Aktivasi peradangan secara intensif mengakibatkan terjadinya komplikasi berupa proteolisis lokal, kerusakan plak, formasi trombus, iskhemia, dan infark.
terimakasih
terimakasih atas pemaparannya
HapusHallo Nia.
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat.
Terimakasih.
hy nia artikel anda sangat membantu saya
BalasHapusterimakasih
Haii nia, pemaparan materi yg mudah di pahamin, shga sy bsa menjawab tgs2 sy,
BalasHapusTerimaksih yaa
BalasHapusHiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan menimbulkan resiko terjadinya artherosclerosis
Terimakasih atas jawabannya
HapusAterosklerosis merupakan penyakit degeneratif
BalasHapusHay Kurnia artikelny sangat membantu dalam mengerjakan tugas terima kasih 😊
BalasHapus