Langsung ke konten utama
RAPID : Randomized Pharmacophore Identification for Drug Design

Farmakofor merupakan posisi geometric tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat didalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali oleh reseptor secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan ligan dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Dror et al., 2009).

Pemodelan farmakofor dapat digunakan untuk melakukan skrining senyawa-senyawa dengan fitur-fitur tertentu secara cepat. Tujuan dari skrining virtual adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi senyawa yang baru dan mempunyai aktifitas poten terhadap target yang dituju. Oleh karena itu, salah satu keberhasilan skrining virtual ditunjukan dengan ditemukannya senyawa-senyawa dengan kerangka struktur yang baru dan menarik (Costa, 2012).

Terdapat beberapa macam fitur farmakofor yang biasa digunakan, yaitu diantaranya adalah donor ikatan hydrogen, akseptor ikatan hydrogen, hidrofobik, dan area-area yang terionisasi negative maupun positif. Sebuah fitur farmakofor menggambarkan sebuah sifat tertentu dan tidak terikat hanya oleh satu gugus tertentu saja. Dengan demikian, gugus-gugus yang mempunyai sifat yang sama akan mempunyai fitur farmakofor yang sama (Wermuth et al, 1998).

Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan obat baru adalah:


Lead Discovery: identifikasi suatu senyawa yang mempunyai aktivitas biologis spesifik, sedangkan Lead Optimization: aktivitas dan sifat suatu senyawa diuji, kemudian baru dirancang dan disintesis untuk mendapatkan aktivitas yang diinginkan.

Rancangan obat rasional dapat dibagi menjadi dua syarat, yaitu:

1. Struktur 3 dimensi target biologis (receptor-based drug design), tahap umum:
a. Diuji struktur 3D dari target biologis
b. Dicari gugus kimia spesifik yang berperan dalam interaksi antara    protein target dan obat
c. Merancang kandidat obat baru  yang mempunyai pola interaksi yang sama terhadap target biologis.


2. Struktur molekul kecil yang sudah terbukti aktif (pharmacophore-based drug design), tahap  umum:
a. Pengujian sifat/fitur molekul kecil inaktif dan fitur molekul kecil yang aktif
b. Menyusun hipotesis tentang gugus fungsi apa pada ligan yang dibutuhkan untuk aktivasi biologis, dan gugus fungsi apa yang menekan aktivitas biologis
c. Menyusun ligan baru dengan  gugus fungsi/kimiawi yang  diperlukan dengan profil 3D/ lokasi yang sama dengan ligan aktif.



DAFTAR PUSTAKA
Costa, J.A., Lucas, F. Elizabete., G.C.  Yure., dan R.E. Claudia. 2012.      Evaluation Of Nanoemulsionsin      The Cleaning of Polymeric Resins,      Colloids and Surfaces. Physicochem. Eng. Aspects, 415,112-118.

Dror,O., D. Schneidman., Y. Inbar. 2009. A Novel Approach for Efficient Pharmacophore-based Virtual Screening: Methide and Applications. J Chen Inf Model;49(10): 2333-2343.

Wermuth, G., C.R. Ganellin., P. Lindberg., L.A. Mitscher. 1998.          Glossary of Terms Used in Medicinal Chemistry. Pure Appl Chem. 70, 1129-1143.



PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara menentukan ikatan farmakofor?
2. Apa tujuan identifikasi farmakofor dalam menentukan rancangan obat baru?
3. Apakah ada metode lain yang bisa digunakan dalam merancang obat baru?
4. Apa kelebihan farmakofor dibandingkan dengan metode lain dalam merancang obat baru?





Komentar

  1. Postingan yg bermanfaat
    Meurut saya jawaban No 1 yaitu
    Menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah ikatan yang terbentuk ikatan ion, donor ikatan hidrogen, akseptor ikatan hidrogen atau ikatan van der wall

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas jawabannya.
      ada sedikit tambahan ni,, apakah ikatan yang terbentuk itu hanya 1 jenis ikatan saja atau bisa lebih?

      Hapus
    2. Saya setuju dengan yang dikatakan dengan nura sela maryani, menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasi ikatan yang terjadi apakah ikatan yang terbentuk ikatan ion dan lain lain

      Hapus
    3. menurut pendapat saya ikatan yang terbentuk tidak hanya 1 jenis ikatan saja,, apabila ada gugus lain dari senyawa yang mempunyai sifat yang sama dengan farmakofor juga dapat berikatan,, sehingga ikatan yang terbentuk bisa saja lebih dari 1 ikatan

      Hapus
    4. Oh begitu,, terimakasih puti atas jawabannya sangat membantu sekali.

      Hapus
  2. Hai kurnia,, terimakasih pemaparannya sangat bermanfaat sekali.

    Saya coba jawab soal no 2:
    Ada banyak program komputer yang bisa digunakan untuk merancang obat rasionalrasional diantaranya yaitu:
    BIOCES : Biochemical expert system, yang digunakan untuk rekayasa protein dan kimia medisinal
    MMMS: untuk model molekul, rancangan obat dan perhitungan kimia
    GREEN : untuk studi struktur reseptor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas jawabannya semoga sama2 bermanfaat

      Hapus
    2. saya akan menambahkan jawaban di atas, yaitu :
      RECEPT : untuk rasional superkomposisi molekul dan mapping resptor
      EMIL : Example Medialed Innovation for Lead Evolution, untuk mencari evolusi atau rancangan anak
      MMS-X : untuk rancangan obat,mapping reseptor dan analisiskonformasi

      Hapus
  3. Baik, saya akan mencoba menjawab , jawaban no 3
    metoda lain yang bisa digunakan ada banyak salah satu nya dengan QSAR yang mempelajari hubungan kuantitatif struktur dan aktifitas dari senyawa obat itu sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayy Nia sebelumnya saya juga setuju dengan lexsa dimana metode lain untuk mengembangkan suatu obat yaitu dengan bantuan komputer (Computer assited Drug Design = CADD)' terutama berhubungan dengan parameter kimia fisika yang terlibat dalam aktivitas obat,hubungan kuantitatif struktur-aktivitas dan model kimia kuantum atau perhitungan orbit molekul
      Program komputer untuk rancangan obat rasional antara lain :
      BIOCES : Biochemical Expert System, untuk model protein, rekayasa protein dan Kimia Medisinal2) CoMFA : Comparative Moleculer Field Analysis (SYBYL).3) EMIL : Example Mediated Innovation for Lead Evolution, untuk mencari evolusi atau rancangan analog.4) MMMS : untuk model molekul, rancangan obat dan perhitungan kimia kuantum.5) GREEN : untuk studi struktur reseptor6) RECEPT : untuk rasional superkomposisi molekul dan mapping reseptor7) MMS-X : untuk rancangan obat, mapping reseptor dan analisis konformasi
      Program komputer untuk menghubungkan struktur molekul dengan aktivitas biologis antara lain :
      ALS : Adaptive Least Square 2) LDA : Linear Discriminant Analysis3) SIMCA :Statistical Isolinear Multiple Compound Analysis4) LLM ;Linear Learning Machine5) SAS : Stat

      Hapus
    2. Terimakasih dyah sudah melengkapi jawabannya,, sangat membantu sekali

      Hapus
  4. Hai nia, saya akan mencoba menjawab no 4
    Studi farmakofor tersebut sangat membantu dalam menemukan rancangan obat yang rasional sehingga dapat memberikan efek farmakologis yang baik dan meminimalkan efek samping yang mungkin akan terjadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah,, tetapi untuk keunggulannya sendiri dibandingkan dengan metoda yang lain itu apa ya?

      Hapus
    2. Baiklah, saya akan menambahkan, untuk kelebihan farmakofor sendiri dibandingkan dengan metoda lain itu adalah pengerjaan nya dengan sistem komputerisasi sehingga waktu yang digunakan lebih singkat dan dapat meminimalisasikan efek samping dari obat yang dibentuk

      Hapus
    3. ohh begitu ya putri,, terimakasih sudah membantu

      Hapus
  5. Assalamualaikum wr.wb
    saya ingin menjawab no 2. Tujuan dari identifikasi farmakofor adalah untuk menjelaskan struktur senyawa yang penting untuk pengikatan dengan reseptor dan menghasilkan farmakofor yang dapat digunakan untuk mengukur fitur struktur dari reseptor obat yang penting untuk aktivitas biologisnya dengan melihat aspek yang berperan terhadap proses pengikatannya

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum wr wb.. Terimakasih sudah menulis kurnia ayasa, baiklah dsini sy akan mencoba menjawab pertanyaan no 2 Tujuan identifikasi farmakofor adalah untuk menemukan gugus penting yang berikatan dengan reseptor sehingga dapat dimodifikasi dan menghasilkan efek yang berbeda, Menemukan posisi relatif dalam ikatan gugus, Untuk mengetahui konformasi aktif, supaya dapat digunakan untuk mendesain obat dan juga untuk menemukan obat baru..
    Terima kasih semoga jawaban sy dpt membantu anda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam bella.. terimakasih atas jawabannya

      Hapus
    2. Saya setuju dengan jawaban Bella Pascila identifikasi farmakofor adalah untuk menemukan gugus penting yang berikatan dengan reseptor sehingga dapat dimodifikasi dan menghasilkan efek yang berbeda, Menemukan posisi relatif dalam ikatan gugus, Untuk mengetahui konformasi aktif, supaya dapat digunakan untuk mendesain obat dan juga untuk menemukan obat baru.

      Hapus
  7. informasinya sangat bermanfaat sekali,, hanya saja saya ingin bertanya sebenarnya apa hubungan dari farmakofor itu sendiri dengan senyawa obat?.
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah,, saya akan coba menjawabnya. Farmakofor merupakan bagian penting dari suatu obat dimana bekerja dengan cara berikatan dengan molekul ligan untuk berinteraksi dengan target reseptor untuk bisa menghasilkan efek farmakologis.

      Hapus
    2. Tulisannya sangat membantu sekali nian :)
      Saya ingin bertanya, apakah obat yg mekanisme kerjanya sama maka farmakofor nya juga sama??

      Hapus
  8. Informasinya sangat bermanfaat,
    Aku akan mencoba menjawab no 4,mohon kritikan dan sarannya,
    kelebihan metoda farmakofor dibandingkan dengan metoda lain adalah metode ini dilakukan secara komputerisasi sehingga waktu yang dibutuhkan untuk merancang obat baru lebih singkat dan juga akan meminimalisasikan kesalahan sehingga dapat mengurangi efek samping dari obat tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik terimakasih atas jawabannya

      Hapus
    2. Iya , saya setuju dengan ap yang di bilang irma.,

      Hapus
  9. Hay kurnia ayasa, jawaban no 3 ada beberapa metode lain yang bsa digunakan salah satunya dengan program komputer untuk menghubungkan struktur molekul yaitu SAS (Statistical Analysis System) dengan hasil perhitungan lebih valid dan reliabel sehingga memperkecil terjadinya kesalahan perhitungan pada analisa rancangan obat, . Semoga bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas jawabannya,, hanya mau menambahkan apakah penggunaan metode SAS itu lebih baik dari pada farmakofor?

      Hapus
  10. Hai kurnia
    Saya akan mencoba menjawab no 4.dimana tujuan farmakofor tersebut adalah untuk dapat melakukan skrining senyawa dari fitur tertentu dengan cepat.sehingga untuk menghasilkan obat baru tidak perlu membutuhkan waktu yang lama metode ini lebih efisien dari pada metode lainya

    BalasHapus
  11. Tulisan nya sangat bermanfaat Nia. Kharina coba jawab pertanyaan no 3 ya. Kharin setuju dengan penyampaian lexsa Suntia Metode yang dapat digunakan selain identifikasi pharmachopor yaitu QSAR( Quantitativ structure and activity relationship). Yaitu metode yang mempelajari hubungan antara struktur molekul obat dan aktivitas farmakologisnya. Dengan menggunakan QSAR kita juga bisa mengubah gugus tertentu pada molekul obat. Tujuannya agar diperoleh efikasi dalam pengobatan, selain itu juga meminimalisir efek samping dari suatu obat.

    BalasHapus
  12. Baiklah Kk akan mencoba menjawab pertanyaan yaitu Kita terlebih dahulu harus Menentukan ikatan farmakofor yang dapat dilakukan dengan mengamati dari struktur-struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasinya Dari jenis ikatan yang terjadi.

    BalasHapus
  13. Baiklah Kk Akan mencoba menjawab yaitu Kita terlebih Dahulu harus Menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati struktur-struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasinya Dari jenis ikatan yang terjadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak roly,, sangat membantu sekali jawabannya

      Hapus
  14. Hay kak Kurnia Ayasa, saya Lismiati mau bertanya dong kak. Sebenarnya apa sih tujuan utama mempelajari rapid itu kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai juga lismiati..
      Tujuan utama mempelajari rapid itu adalah untuk mendesain atau merancang obat baru maupun memodifikasi obat yang sudah ada yang didasarkan atas identifikasi farmakofor sehingga didapatkan rancangan obat yang memiliki efek farmakologis dan meminimalisasikan efek samping dari obat tersebut.

      Hapus
  15. hallo kurnia.. saya akan mencoba menjawab soal nomor 2

    tujuan dilakukam indentifakasi farmkopor adalah untuk mengetahui mengetahui struktur reseptor yang ditargetkan tetapi tidak diketahui molekul yang berinteraksi dengan reseptor tersebut. selanjutnya indentifikasi farmakopor yairu untuk titik awal mengembangkan 3D QSAR

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga bernike,, terimakasih atas jawabannya.

      Hapus
  16. Hallo Nia, artikel yang sangat bermanfaat. Menurut saya ikatan farmakofor dapat ditentukan dengan cara melihat struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah ikatan yang terbentuk ikatan ion, donor ikatan hidrogen, akseptor ikatan hidrogen atau ikatan van der wall

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak widya atas jawabannya

      Hapus
    2. Hi kurnia, saya sependapat dengan widya, dimana untuk mengidentifikasi farmakofor itu dapat dilakukan dengan cara mengamati struktur dari zat aktif nya kemudian ditentukanlah ikatan yang terbentuk antara senyawa dan reseptor.

      Hapus
  17. hallooo nia, artikelnya sangat bermanfaat sekali. saya akan mencoba brtanya, apa saja contoh obat yang sudah diidentifikasi dg farmakofor ?? terimakasih, ditunggu jawabannya :)

    BalasHapus
  18. Assalamualaikum,,hay nia
    Waah pemaparannya sangat bermanfaat sekli,,oh ya saya akn mncoba mnjwab pertnyaan nmr 3 metode lain itu seperti BIOCES : Biochemical Expert System, untuk model protein, rekayasa protein dan Kimia Medisinal2) CoMFA : Comparative Moleculer Field Analysis (SYBYL).3) EMIL : Example Mediated Innovation for Lead Evolution, untuk mencari evolusi atau rancangan analog.4) MMMS : untuk model molekul, rancangan obat dan perhitungan kimia kuantum.5) GREEN : untuk studi struktur reseptor

    BalasHapus
  19. Assalamualaikum,,hay nia
    Waah pemaparannya sangat bermanfaat sekli,,oh ya saya akn mncoba mnjwab pertnyaan nmr 3 metode lain itu seperti BIOCES : Biochemical Expert System, untuk model protein, rekayasa protein dan Kimia Medisinal2) CoMFA : Comparative Moleculer Field Analysis (SYBYL).3) EMIL : Example Mediated Innovation for Lead Evolution, untuk mencari evolusi atau rancangan analog.4) MMMS : untuk model molekul, rancangan obat dan perhitungan kimia kuantum.5) GREEN : untuk studi struktur reseptor

    BalasHapus
  20. Halo nia
    Penjelasannya sangat membantu
    Terimakasih :)

    BalasHapus

  21. menurut sya tujuan
    mengidentifikasi farmakofor suatu obat ini adalah untuk menentukan struktur 3 dimensinya sehingga dapat diketahui gugus fungsi yang mana yang kemungkinan berikatan dengan reseptornya.

    BalasHapus
  22. hay nia, saya akan membantu menjawab pertanyaan nomor 1
    Menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati struktur dari zat aktif dan mengidentifikasi jenis ikatan terbentuk seperti ikatan ion, donor ikatan hidrogen, akseptor ikatan hidrogen atau ikatan van der wall
    terimakasih..

    BalasHapus
  23. Terimakasih informasinya saudari Kurnia :)))

    BalasHapus
  24. Hai nia, saya akan mencoba menjawab no 4
    Studi farmakofor tersebut sangat membantu dalam menemukan rancangan obat yang rasional sehingga dapat memberikan efek farmakologis yang baik dan meminimalkan efek samping yang mungkin akan terjadi

    BalasHapus
  25. Hallo nia.
    Saya akan menjawab pertanyaan nomor 3.
    Metode lain yang bisa digunakan dalam merancang obat baru yaitu metode QSAR yang mempelajari hubungan kuantitatif struktur dan aktifitas dari senyawa obat itu sendiri.
    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih yustika sudah melengkapi jawabannya

      Hapus
  26. Hai nia saya coba bantu jawab ya.
    Meurut saya jawaban No 1 yaitu
    Menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah ikatan yang terbentuk ikatan ion, donor ikatan hidrogen, akseptor ikatan hidrogen atau ikatan van der wall

    BalasHapus
  27. Artikelnya mudah dipahami nih, jadi lebih gampang belajarnya, oh iya bisa disebutin ngga metode lain selain metode rapid ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk metoda lain bisa dilihat dari komentar diatas

      Hapus
  28. Baik, saya akan mencoba menjawab , jawaban no 3
    metoda lain yang bisa digunakan ada banyak salah satu nya dengan QSAR yang mempelajari hubungan kuantitatif struktur dan aktifitas dari senyawa obat itu sendiri

    BalasHapus
  29. Hai nia saya coba bantu jawab ya.
    Meurut saya jawaban No 1 yaitu
    Menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati struktur dari zat aktif itu sendiri dan mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah ikatan yang terbentuk ikatan ion, donor ikatan hidrogen, akseptor ikatan hidrogen atau ikatan van der wall

    BalasHapus
  30. Artikel yang bagus, semoga bermanfaat buat kita semuaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FARMAKOFOR Farmakofor merupakan posisi geometric tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat didalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali olehreseptor secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan ligan Dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Dror et al., 2009). Farmakofor menurut IUPAC adalah factor sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan terjadinya interaksi molekuler secara optimal Dengan struktur target biologis spesifik sebagai penginduksi atau penghambat respon biologis(Mannhold, et al, 2006). Pemodelan farmakofor dapat digunakan untuk melakukan skrining senyawa-senyawa Dengan fitur-fitur tertentu secara cepat. Tujuan dari skrining virtual adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi senyawa yang baru dan mempunyai aktifitas poten terhadap target yang dituju. Oleh karena itu, salah satu keberhasilan skrining virtual ditunjukan dengan ditemukannya senyawa-senyawa dengan kerangka struktur yang baru d
PEPTIDA Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor. Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino(Hart, 2005). Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya : 1.     Peptida Ribosomal Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebaga