PEPTIDA
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor.
Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino(Hart, 2005).
Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya :
1. Peptida Ribosomal
Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi. Secara umum, peptida ini mempunyai strukstur linear.
2. Peptida non-Ribosomal
Peptida non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim. Peptida ini terdapat pada organisme uniselular, tanaman, dan fungi. Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia untuk menghasilkan suatu produk. Secara umum, peptida ini berbentuk siklik, walaupun ada juga yang berbentuk linear.
3. Peptida Hasil Digesti (Digested peptides)
Peptida ini terbentuk dari hasil proteolisis non-spesifik dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Peptida ini juga dapat dibentuk dari protein [yang didigesti dengan proteasespesifik, seperti digesti trypsin yang sering dilakukan sebelum mass spectrometry peptide analysis.
Penetapan Struktur Peptida
Ada beberapa teknik untuk mengetahui rentetan asam amino dalam peptide, yaitu:
1. Analisis Residu Ujung
Analisis untuk N-terminal dapat diperoleh Dengan mengolahh peptide Dengan fenil isotiosianat. Isotiosianat bereaksi Dengan gugus amino bebas yang membuat pemisahan asam amino N-ujung dari peptide dan membentuk suatu feniltiodantion, suatu derivate asam amino yang dapat disolasi dan ditentukan cirinya.
2. Rentetan Dalam Asam amino
Suatu polipeptida besar harus dihidrolisis menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil untuk penetapan rentetan dalam asamamino. Campuran hidrolisis dipisahkan dari urutan residu asam amino dalam tipe pecahan ditentukan. Digunakan suatu enzim proteolitik untuk memaksa pisah pilopeptida pada ikatan peptide yang spesifik.
Sintesis Peptida
Peptida pertama kali disintesis oleh Emir Fisher pada tahun 1902. Juga mengemukakan gagasan bahwa protein adalah poliamida. Sintesis amidadari klorida asam dan amina
RCOCL + RNH2 → RCONHR
Namun sintesis peptide atau protein dengan jalur ini tidak langsung. Untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan, setiap gugus reaktif lain termasuk gugus reaktif pada rantai samping harus diblokade. Dengan membiarkan gugus amino dan gugus karboksil yang diinginkan saja yang bebas. Criteria untuk gugus blockade yang baik adalah reaksi berjalan lambat(inert) terhadap kondisi reaksi yang diperlukan untuk membentuk ikatan amida dan hanya mudah dibuang setelah sintetis lengkap. Contoh gugus blockade adalah asam karbamat.
(Fessenden,1986).
Daftar Pustaka:
Fessenden, R.J. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart, H. 2005. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Pertanyaan:
Bagaimana proses terjadinya ikatan peptide dalam protein?
Apa fungsi dari peptide dalam tubuh manusia?
Bagaimana proses sintesis peptide didalam tubuh?
Apa perbedaan dari peptide Dengan asam amino?
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor.
Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino(Hart, 2005).
Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya :
1. Peptida Ribosomal
Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi. Secara umum, peptida ini mempunyai strukstur linear.
2. Peptida non-Ribosomal
Peptida non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim. Peptida ini terdapat pada organisme uniselular, tanaman, dan fungi. Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia untuk menghasilkan suatu produk. Secara umum, peptida ini berbentuk siklik, walaupun ada juga yang berbentuk linear.
3. Peptida Hasil Digesti (Digested peptides)
Peptida ini terbentuk dari hasil proteolisis non-spesifik dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Peptida ini juga dapat dibentuk dari protein [yang didigesti dengan proteasespesifik, seperti digesti trypsin yang sering dilakukan sebelum mass spectrometry peptide analysis.
Penetapan Struktur Peptida
Ada beberapa teknik untuk mengetahui rentetan asam amino dalam peptide, yaitu:
1. Analisis Residu Ujung
Analisis untuk N-terminal dapat diperoleh Dengan mengolahh peptide Dengan fenil isotiosianat. Isotiosianat bereaksi Dengan gugus amino bebas yang membuat pemisahan asam amino N-ujung dari peptide dan membentuk suatu feniltiodantion, suatu derivate asam amino yang dapat disolasi dan ditentukan cirinya.
2. Rentetan Dalam Asam amino
Suatu polipeptida besar harus dihidrolisis menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil untuk penetapan rentetan dalam asamamino. Campuran hidrolisis dipisahkan dari urutan residu asam amino dalam tipe pecahan ditentukan. Digunakan suatu enzim proteolitik untuk memaksa pisah pilopeptida pada ikatan peptide yang spesifik.
Sintesis Peptida
Peptida pertama kali disintesis oleh Emir Fisher pada tahun 1902. Juga mengemukakan gagasan bahwa protein adalah poliamida. Sintesis amidadari klorida asam dan amina
RCOCL + RNH2 → RCONHR
Namun sintesis peptide atau protein dengan jalur ini tidak langsung. Untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan, setiap gugus reaktif lain termasuk gugus reaktif pada rantai samping harus diblokade. Dengan membiarkan gugus amino dan gugus karboksil yang diinginkan saja yang bebas. Criteria untuk gugus blockade yang baik adalah reaksi berjalan lambat(inert) terhadap kondisi reaksi yang diperlukan untuk membentuk ikatan amida dan hanya mudah dibuang setelah sintetis lengkap. Contoh gugus blockade adalah asam karbamat.
(Fessenden,1986).
Daftar Pustaka:
Fessenden, R.J. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart, H. 2005. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Pertanyaan:
Bagaimana proses terjadinya ikatan peptide dalam protein?
Apa fungsi dari peptide dalam tubuh manusia?
Bagaimana proses sintesis peptide didalam tubuh?
Apa perbedaan dari peptide Dengan asam amino?
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan yaitu sebagai antigen dan antibiotik
BalasHapusterimakasih kak roly,, mau menanggapi bagaimana mekanisme peptida sehingga bisa bertindak sebagai antigen dan antibody
HapusSaya akan mencoba menjawab prtanyaan nmor 2 yaitu
BalasHapussebagai antigen dan antibiotik
Hallo Nia.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan nomor 2.
Peptida dapat melakukan berbagai fungsi dalam tubuh manusia, tergantung pada asam amino yang terlibat. Beberapa dapat mengatur hormon, misalnya, sementara yang lain mengambil bagian dalam fungsi antibiotik. Tubuh kita juga dilengkapi untuk memecah dan menggunakan kembali peptida. Jika seseorang makan daging, enzim dalam / usus memecah protein pada ikatan amida untuk menciptakan berbagai macam peptida yang dapat dicerna atau dikeluarkan, tergantung pada kebutuhan tubuh.
Saya setuju dg jwbn yustika, fungsi peptida sbg pengaturan hormon
HapusTerimakasih atas jawabannya
HapusAdapun fungsi peptida dalam tubuh yaitu dapat merangsang sistem imun dan dapat menyembuhkan luka akibat inflamasi
BalasHapusterimakasih atas jawabannya putri
Hapus
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab prtanyaan nmor 2 yaitu
sebagai antigen dan antibiotik
Hallo Nia.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan nomor 2.
Peptida dapat melakukan berbagai fungsi dalam tubuh manusia, tergantung pada asam amino yang terlibat. Beberapa dapat mengatur hormon, misalnya, sementara yang lain mengambil bagian dalam fungsi antibiotik. Tubuh kita juga dilengkapi untuk memecah dan menggunakan kembali peptida. Jika seseorang makan daging, enzim dalam / usus memecah protein pada ikatan amida untuk menciptakan berbagai macam peptida yang dapat dicerna atau dikeluarkan, tergantung pada kebutuhan tubuh.
Terimakasih lexsa atas jaeabannya
HapusHai Kurnia terima kasih artikelnya sangat membantu dalam mengerjakan tugas ��
BalasHapushy bro sya akn menjawab fungsi peptida dalam tubuh itu salh satunya penurunan berat badan peptidomimetik dengan urutan asam amino CKGGRAKDC-GG-D (KLAKLAK) 2, yang telah dikembangkan oleh para peneliti di Amerika Serikat dalam upaya melawan obesitas.
BalasHapusTerimakasih fian atas jawabaannya
Hapus
BalasHapussebagai antigen dan antibiotik
Hai nia apasih pengaruh dari kadar peptida dalam tubuh terimaksih
BalasHapusHai Nia, artikel yang sangat menarik. saya akn mencoba menjawab pertanyaan nomor 2.
BalasHapuspeptida dapat melakukan berbagai fungsi dalam tubuh manusia, tergantung pada asam amino yang terlibat. Beberapa dapat mengatur hormon, misalnya, sementara yang lain mengambil bagian dalam fungsi antibiotik. Tubuh kita juga dilengkapi untuk memecah dan menggunakan kembali peptida. Jika seseorang makan daging, enzim dalam / usus memecah protein pada ikatan amida untuk menciptakan berbagai macam peptida yang dapat dicerna atau dikeluarkan, tergantung pada kebutuhan tubuh.
terimakasih
Terimakasih kak widya atas jawabannya
HapusHallo Nia.
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat.
Terimakasih.
hy nia artikel anda sangat membantu saya
BalasHapusterimakasih
hai, saya akan menjawab fungsi peptida dalam tubuh,
BalasHapusHormon, salah satu klasifikasi yang paling umum dari peptida dalam tubuh manusia, adalah molekul pembawa pesan khusus yang digunakan dalam komunikasi seluler.
Neuropeptida, tersebar luas dalam sistem saraf pusat dan perifer tubuh dan memiliki fungsi hambat dan rangsang tertentu.
Alkaloid adalah peptida yang umum digunakan dalam pengembangan mekanisme pertahanan pada jenis jamur, tumbuhan dan hewan kecil seperti kerang
Antibiotik adalah peptida yang menghentikan pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh.
Dukungan struktural
Terimakasih audia atas jawabannya
Hapus
BalasHapusmenjawab pertanyaan nomor 2.
peptida dapat melakukan berbagai fungsi dalam tubuh manusia, tergantung pada asam amino yang terlibat. Beberapa dapat mengatur hormon, misalnya, sementara yang lain mengambil bagian dalam fungsi antibiotik. Tubuh kita juga dilengkapi untuk memecah dan menggunakan kembali peptida. Jika seseorang makan daging, enzim dalam / usus memecah protein pada ikatan amida untuk menciptakan berbagai macam peptida yang dapat dicerna atau dikeluarkan, tergantung pada kebutuhan tubuh.
terimakasih
Terimakasih atas jawabannta
HapusHaii nia, pemaparan materi yg mudah di pahamin, shga sy bsa menjawab tgs2 sy,
BalasHapusTerimaksih yaa
Peptide berperan dalam metabolisme tubuh
BalasHapusBagaimana mekanisme metabolisme nya dalam tubih?
Hapus