Langsung ke konten utama
FARMAKOFOR

Farmakofor merupakan posisi geometric tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat didalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali olehreseptor secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan ligan Dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Dror et al., 2009).
Farmakofor menurut IUPAC adalah factor sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan terjadinya interaksi molekuler secara optimal Dengan struktur target biologis spesifik sebagai penginduksi atau penghambat respon biologis(Mannhold, et al, 2006).
Pemodelan farmakofor dapat digunakan untuk melakukan skrining senyawa-senyawa Dengan fitur-fitur tertentu secara cepat. Tujuan dari skrining virtual adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi senyawa yang baru dan mempunyai aktifitas poten terhadap target yang dituju. Oleh karena itu, salah satu keberhasilan skrining virtual ditunjukan dengan ditemukannya senyawa-senyawa dengan kerangka struktur yang baru dan menarik (Costa, 2012).

Contoh : Study Farmakofor Reseptor COX-2 Sebagai Anti Inflamasi
Penentuan fitur farmakofor diawali dengan mensejajarkan seluruh protein yang diunduh dari situs RCSB. Tujuan dilakukannya pensejajaran tersebut adalah untuk mengetahui letak kesamaan struktur dari senyawa-senyawa ligan yang memiliki potensi sebagai inhibitor COX-2. Selanjutnya menjalankan pharmacophore query editor yang bertujuan untuk membuat fitur-fitur farmakofor .
Dilakukan virtual screening yang bertujuan untuk menemukan senyawa asal tanaman yang hit atau memiliki fitur yang mirip dengan fitur farmakofor ligan yang memiliki interaksi Dengan reseptor COX-2.

Daftar Pustaka
Costa, J.A., Lucas, F. Elizabete., G.C. Yure., dan R.E. Claudia. 2012. Evaluation Of Nanoemulsionsin The Cleaning of Polymeric Resins, Colloids and Surfaces. Physicochem. Eng. Aspects, 415, 112-118.
Dror,O., D. Schneidman., Y. Inbar. 2009. A Novel Approach for Efficient Pharmacophore-based Virtual Screening: Methide and Applications. J Chen Inf Model; 49(10): 2333-2343.
Mannhold, R., H.Kubinyi, G. Folkers . 2006. Pharmacophore and Pharmacophore Searches, Wiley- VCH, Weinheim 3.

Pertanyaan:
Bagaimana cara penyusunan query farmakofor ligan?
Bagaimana proses virtual screening dalam menemukan senyawa yang berpotensi sebagai obat?
Mengapa perlu dilakukannya study farmakofor?

Komentar

  1. Hallo Nia.
    Artikelnya sangat bermanfaat. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Pemaparannya sangat bermanfaat untuk saya :)

    BalasHapus
  3. Studi Farmakopor penting untung penemuan struktur suatu obat

    BalasHapus
  4. haii, saya akan mencoba menjawab pertanyaan knapa dilakukan studi farmakopor, salah satunya adalah untuk penemuan, mengidentifikasi obat atau senyawa baru. terimakasih :)

    BalasHapus
  5. hay bro,saya dian study farmakofor pelu dilakukan karena pharmacophores sangat penting dalam obat desain karena struktur reseptor yang ditargetkan sering tidak diketahui, tetapi sejumlah molekul yang berinteraksi dengan reseptor telah ditemukan oleh eksperimen. Sudah jelas bahwa teknik ini berguna dalam aplikasi lain seperti database molekuler skrining dan analisis lapangan molekuler komparatif. Tujuannya untuk mengoptimalkan modul dari sistem yang akan dilakukan eksperimen

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas jawabannya... sangat membantu sekali

      Hapus


  6. dilakukannya study farmakopor untuk mendapat kan senyawa obat dan terhadap reseptor

    BalasHapus
  7. Menurut saya study farmakofor itu bertujuan dalam kita menentukan atau identifikasi senyawa atau molekul obat terimaksih

    BalasHapus
  8. Hai nia artikel yang sangat menarik. Menurut saya tujuan daru study farmakofor adalah kita dapat melakukan identifikasi senyawa obat. terimakasih

    BalasHapus
  9. hy niaartikel anda sangat membantu saya
    terimakasih

    BalasHapus
  10. Haii nia, pemaparan materi yg mudah di pahamin, shga sy bsa menjawab tgs2 sy,
    Terimaksih yaa

    BalasHapus
  11. Farmakopor sangat bermanfaat dalam penentuan new drug

    BalasHapus
  12. Hai nia artikel yang sangat menarik. Menurut saya tujuan daru study farmakofor adalah kita dapat melakukan identifikasi senyawa obat. terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAPID : Randomized Pharmacophore Identification for Drug Design Farmakofor merupakan posisi geometric tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat didalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali oleh reseptor secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan ligan dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Dror et al., 2009). Pemodelan farmakofor dapat digunakan untuk melakukan skrining senyawa-senyawa dengan fitur-fitur tertentu secara cepat. Tujuan dari skrining virtual adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi senyawa yang baru dan mempunyai aktifitas poten terhadap target yang dituju. Oleh karena itu, salah satu keberhasilan skrining virtual ditunjukan dengan ditemukannya senyawa-senyawa dengan kerangka struktur yang baru dan menarik (Costa, 2012). Terdapat beberapa macam fitur farmakofor yang biasa digunakan, yaitu diantaranya adalah donor ikatan hydrogen, akseptor ikatan hydrogen, hidrofobik, dan area-area yang teri
PEPTIDA Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor. Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino(Hart, 2005). Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya : 1.     Peptida Ribosomal Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebaga